Kamis, 16 Oktober 2025

Chandra Wurianto Woo Terpilih Kembali sebagai Ketua FOBI Jatim 2025–2029

 



Surabaya – Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Jawa Timur menggelar Musyawarah Provinsi (Musprov) guna memilih Ketua Umum periode 2025–2029. Kegiatan berlangsung di Gedung Yayasan Sahabat Sinoman Indonesia, lantai 3, Surabaya, pada Sabtu (11/10/2025) pukul 10.00 WIB.


Musprov dibuka secara resmi oleh Xaverius Djunair Wakil Ketua PB FOBI , dan selanjutnya sidang dipimpin oleh Yuwono Laksmana, Tjokro Pontjoharyo, Adi Kurniawan, serta Handoko, yang mewakili Pengkab/Pengkot FOBI se-Jatim.


Dua kandidat maju dalam pemilihan ketua, yakni Chandra Wurianto Woo dan Daryono. Setelah melalui proses sidang dan pertimbangan peserta, Chandra Wurianto Woo akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua FOBI Jawa Timur untuk masa bakti 2025–2029.


Penyerahan bendera FOBI Jatim dilakukan oleh Xaverius Djunair, selaku Wakil Ketua PB FOBI, kepada Chandra Wurianto Woo sebagai simbol amanah dan tanggung jawab baru.




Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua KONI Jatim M. Nabil, Jeffry Tagore Binpres KONI Jatim, serta para ketua Pengkot dan Pengkab FOBI dari seluruh Jawa Timur.


Dalam sambutannya, Chandra Wurianto Woo menyampaikan visi dan misinya untuk menjadikan FOBI Jawa Timur sebagai wadah prestasi, pelestarian budaya, sekaligus pengembangan olahraga barongsai yang unggul di tingkat nasional maupun internasional.


“Kami ingin membangun organisasi yang profesional, transparan, dan berjiwa persaudaraan. Kepengurusan ini bekerja bukan untuk nama pribadi, tapi demi kejayaan Barongsai Indonesia dan kebanggaan bersama,” ujar Chandra.


Ia juga menegaskan beberapa poin penting dalam visinya, yakni; Meningkatkan prestasi atlet dan klub Barongsai melalui pembinaan berjenjang, pelatihan rutin, serta kompetisi berkesinambungan.


Melestarikan nilai-nilai budaya dan sportivitas sebagai jati diri Barongsai yang memadukan unsur seni, budaya, dan olahraga. Mewujudkan organisasi yang kuat dan adaptif, dengan membuka ruang regenerasi dan inovasi agar Barongsai tetap menarik bagi generasi muda.


Mengembangkan SDM unggul di berbagai lini melalui pelatihan dan sertifikasi berkelanjutan. Menjadikan Barongsai sebagai sarana promosi daerah dalam bidang pariwisata, budaya, dan olahraga rekreasi masyarakat.


Sebagai tindak lanjut, program kerja FOBI Jatim ke depan akan difokuskan pada peningkatan prestasi, regenerasi atlet, penyelenggaraan kompetisi yang bersinergi, serta penguatan kemitraan lintas sektor.


Chandra Wurianto Woo pun mengimbau seluruh Pengkab dan Pengkot FOBI se-Jawa Timur agar lebih aktif dalam mengembangkan olahraga barongsai di daerahnya masing-masing. Ia mendorong setiap daerah untuk membentuk tim barongsai yang solid serta secara rutin mengirimkan wakilnya dalam berbagai kejuaraan, tanpa rasa pesimis.


“Dulu tim Barongsai Madiun selalu kalah, tapi kini mereka sering meraih kemenangan. Begitu juga dengan Kediri, Tuban, dan kota-kota lainnya. Kuncinya adalah optimisme dan semangat berlatih. Jangan sampai hanya ada nama pengurus, tapi tidak ada timnya,” tegas Chandra Wurianto Woo.


Sebagai tindak lanjut, ia menegaskan bahwa FOBI Jatim akan segera menggelar kejuaraan barongsai khusus usia muda untuk menjaring dan membina bibit-bibit atlet potensial yang akan menjadi kebanggaan Jawa Timur di masa depan.


Chandra Wurianto Woo sendiri bukan sosok baru di dunia Barongsai. Ia telah berkecimpung selama lebih dari 30 tahun, dikenal sebagai Pendiri PB PERSOBARIN dan PB FOBI, serta pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PB PERSOBARIN dan PB FOBI, juga sebagai Dewan Penasehat PB FOBI. Ia tercatat telah menginisiasi berbagai kejuaraan internasional dan Wali Kota Cup selama 11 tahun berturut-turut.


Ketua KONI Jatim M. Nabil dalam sambutannya memberikan apresiasi dan harapan besar kepada kepengurusan baru.


“Kami berharap FOBI Jatim semakin aktif menggelar event-event agar lahir lebih banyak atlet muda berbakat, sekaligus memperkuat kepengurusan di berbagai daerah di Jawa Timur,” ujar Nabil. (Red)

Kamis, 09 Oktober 2025

Setahun Starlight Community, Puspitadewi Prijadi Bawa Energi Positif di Panggung

 


Perayaan satu tahun berdirinya Starlight Community berlangsung megah dan penuh warna di Ballroom Grand City Convex, Jumat (3/10/2025). Dengan mengusung tema “Mamma Mia! Spectacular Theatrical Dance Show”, acara berdurasi empat jam ini menyuguhkan pertunjukan teatrikal dan tarian ballroom dari para murid Surabaya International Ballroom Dancesport Academy (SIBDA), akademi tari yang didirikan Hadi Tjahjono.


Sekitar 450 tamu undangan larut dalam suasana meriah. Panggung gemerlap semakin istimewa karena kehadiran Puspitadewi Prijadi, sponsor tunggal acara sekaligus murid SIBDA, yang tampil bernyanyi, menari, hingga ikut dalam pertunjukan teatrikal.


“SIBDA bukan hanya tempat belajar tari. Di sini saya belajar disiplin, kebersamaan, dan rasa percaya diri. Saya bangga bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini,” ujar Puspitadewi yang juga dikenal sebagai Presiden Direktur PT Matahari Sakti.


Ia pun mengajak masyarakat untuk ikut bergabung. Menurutnya, menari bukan sekadar hiburan, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental: memperkuat otot, menjaga jantung, melatih keseimbangan, mengurangi stres, hingga meningkatkan rasa percaya diri.



Tarian Sebagai Bahasa Universal


Pendiri SIBDA, Hadi Tjahjono, mengaku bersyukur melihat perkembangan komunitas yang kini memiliki lebih dari 200 anggota aktif serta 150 murid.


 “Sejak awal, kami ingin ballroom dance bukan hanya dipandang sebagai seni gerak, tapi juga bahasa universal yang menyatukan, menginspirasi, dan membangun karakter. Banyak murid tak hanya berprestasi di panggung, tetapi juga tumbuh percaya diri dan menemukan persahabatan baru,” jelasnya.


Hadi juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim pengajar, staf, murid, serta orang tua, dan secara khusus mengapresiasi dukungan penuh dari Puspitadewi Prijadi.


Perayaan Penuh Makna


Tak hanya merayakan ulang tahun, Starlight Community juga menunjukkan kepedulian sosial. Puspitadewi bersama Hadi menyerahkan donasi untuk Panti Asuhan Agape dan Panti Asuhan Cahaya Insani.


Malam semakin meriah dengan penampilan penyanyi Kevin Chen Sing yang berkolaborasi bersama Ie Lan Line Dance. Kevin bahkan berduet dengan Puspitadewi—yang tampil dengan nama panggung Dewi Yin Xiang—membawakan sebuah lagu yang disambut hangat penonton.


Sambil menikmati suguhan tarian dan musik, para tamu juga dimanjakan dengan hidangan spesial. Suasana makin hangat saat panitia memberikan penghargaan kepada para pendukung acara, termasuk Heru Budihartono dan Paulus Welly Afandi (Wefan).


Sebagai penutup, panitia juga membagikan door prize bagi para hadirin, menambah keceriaan malam perayaan ulang tahun pertama Starlight Community yang penuh makna.


Perayaan ulang tahun pertama Starlight Community akhirnya menjadi lebih dari sekadar pesta: sebuah momen yang memadukan seni, persahabatan, dan kepedulian dalam satu panggung yang berkilau. (Red)


Perhimpunan Keluarga Besar Lian Huo High School Rayakan Ultah ke-22, Perpisahan Sekolah ke-67 & Zhongqiu Jie

 


Perhimpunan Keluarga Besar Lian Huo High School (LHHS) Surabaya menggelar perayaan HUT ke-22 berdirinya perhimpunan, HUT ke-67 perpisahan sekolah, serta perayaan Zhongqiu Jie (Festival Kue Bulan) di Restoran Tristar Surabaya, Minggu (5/10/2025) pukul 10.00 WIB hingga selesai.


Acara berlangsung meriah dengan kehadiran para alumni dari dalam kota, luar kota, hingga mancanegara yang saling melepas rindu. Sepanjang acara, para alumni bergantian menampilkan lagu-lagu kenangan, diselingi penampilan line dance dari komunitas Central Park yang menambah semarak suasana.


Ketua LHHS, Alie Handojo, dalam sambutannya menyampaikan rasa haru dan syukur melihat teman-teman seangkatan yang masih antusias hadir, meskipun beberapa sudah menggunakan tongkat atau kursi roda. “Menengok kembali perjalanan berdirinya LHHS 22 tahun lalu, sungguh bukan hal yang mudah,” ujarnya.


Ia mengenang jasa para senior dari Pertemuan Kelas Lianzhong ke-9, seperti Wu Zongyang, Su Zhencheng, dan Wang Shengqi, yang menghabiskan waktu satu tahun untuk merancang dan menyusun piagam pendirian ikatan alumni. “Berkat dukungan dan promosi aktif mereka, Ikatan Alumni akhirnya resmi berdiri pada tahun 2003. Kini, setelah 22 tahun, LHHS Surabaya menjadi organisasi alumni dengan jumlah anggota veteran terbanyak. Meskipun banyak yang telah berusia 80–90 tahun, semangat muda mereka tetap terjaga—sungguh mengagumkan!” tutur Alie Handojo.



Pada kesempatan yang sama, ia juga merasa terhormat atas kehadiran Prof. Dr. dr. Satyanegara, Sp.BS, ahli bedah saraf dari Jakarta, yang turut hadir dalam reuni tahun ini.


Selain itu, pertemuan ini juga menjadi momen istimewa dengan kembalinya dua senior, Norman Hsu dan Xu Naijian, yang datang jauh-jauh dari Amerika Serikat. Keduanya kembali ke Surabaya untuk pertama kalinya dalam 50 tahun.


“Meskipun kita telah berpisah setengah abad, ikatan persahabatan ini tetap abadi dan kian berharga seiring waktu. Hari ini kita wujudkan semangat Lianzhong dan cinta pada almamater tercinta. Mari jaga hubungan ini dan pelihara kekayaan sejati kita, yaitu kesehatan,” ujar Alie Handojo.


Dalam sambutannya, Prof. Satyanegara mengungkapkan rasa terima kasih karena setiap tahun selalu diundang dalam reuni yang bertepatan dengan perayaan Zhongqiu Jie. “Saya sangat terharu melihat teman-teman yang meski harus menggunakan tongkat atau kursi roda, tetap bersemangat hadir di acara ini. Semoga kebersamaan kita terus terjalin dan tahun depan kita semua masih bisa berkumpul dalam keadaan sehat,” ujarnya.


Sementara itu, Norman Hsu mengaku sangat gembira bisa kembali ke Surabaya setelah lima dekade. Ia menempuh perjalanan selama 20 jam dari Amerika Serikat untuk menghadiri reuni ini. “Selama 50 tahun saya belum pernah kembali. Tapi saya masih ingat jalan-jalan di Surabaya yang dulu sering saya lewati. Saya selalu merindukan kota ini dan teman-teman sekolah saya,” tuturnya penuh nostalgia.


Sebagai bentuk penghargaan dan sukacita, tiga alumni dari Amerika tersebut bersama Prof. Satyanegara menerima karangan bunga kebahagiaan dari panitia.


Seluruh acara dipandu oleh MC Elisa Christiana. Para hadirin pun menikmati aneka hidangan lezat yang disajikan oleh panitia, dalam suasana penuh keakraban dan kegembiraan.


Malam sebelumnya, tiga alumni dari Amerika — Norman Hsu, Xu Naijian, dan Qiu Huizhong — dijamu dalam makan malam yang diinisiasi oleh Alie Handojo di Restoran MOI Garden. Mereka berbincang hangat sambil mengenang masa-masa sekolah di Surabaya.


Pada hari Senin (6/10/25), Alie Handojo juga mengajak para alumni yang datang dari Amerika untuk mengunjungi Gedung Hwie Tiauw Ka di Surabaya, yang telah berusia 205 tahun dan menjadi salah satu cagar budaya kota. (Red)

Senin, 29 September 2025

Yayasan Sosial Dharma Warga Bagikan 650 Paket Kue Bulan untuk Anggota

 


Surabaya – Menyambut Festival Pertengahan Musim Gugur, Festival Tiong Ciu (Zhōngqiū Jié) atau Perayaan Kue Bulan yang tahun ini jatuh pada Senin, 6 Oktober 2025, Yayasan Sosial Dharma Warga kembali menebar kebahagiaan kepada para anggotanya.


Ketua Yayasan, Aneng,  menyampaikan bahwa pada Sabtu (27/9/2025), pengurus telah menyiapkan 650 paket berisi kue bulan, buah, satu kotak makan siang, serta satu kaleng sabun cuci untuk dibagikan kepada seluruh anggota.


“Pembagian dilakukan selama dua hari, 27 dan 28 September 2025. Kami sengaja membagikan lebih awal agar kue bulan bisa digunakan sembahyang di rumah, atau dinikmati bersama keluarga. Terima kasih kepada seluruh pengurus dan para donatur yang telah membantu,” ujar Aneng.


Selain momen berbagi saat festival, yayasan ini juga dikenal aktif memberikan perhatian sepanjang tahun. Setiap bulan, pengurus mengirimkan beras langsung ke rumah 52 anggota lansia yang sudah tidak mampu lagi mengambil ke kantor yayasan.


“Kami juga mengimbau seluruh anggota Dharma Warga untuk mengurus dan memanfaatkan BPJS. Biaya berobat saat ini sangat mahal, sehingga perlindungan kesehatan sangat penting,” tambah Aneng.


Suasana pembagian berlangsung penuh kekeluargaan. Anggota cukup menukarkan kartu keanggotaan untuk memperoleh paket, sementara senyum, sapaan, dan canda kecil mewarnai antrean yang tertib.


Lebih dari Sekadar Kue


Festival Pertengahan Musim Gugur atau Perayaan Kue Bulan adalah momen berharga bagi keluarga. Setiap tahun, masyarakat Tionghoa berkumpul di bawah cahaya bulan purnama, menyantap kue bulan, dan menyalakan lentera bersama orang-orang tercinta.


Tradisi ini telah berakar sejak Dinasti Shang di Tiongkok, yang pada awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Bulan dan doa agar hasil panen berlimpah. Kini, makna festival berkembang menjadi simbol persatuan dan kebersamaan keluarga.


Kue bulan sendiri menjadi sajian utama perayaan. Dengan rasa manis maupun gurih, kue ini memiliki beragam isian seperti pasta kacang merah, biji lotus, atau kuning telur asin yang melambangkan bulatnya bulan purnama—simbol keutuhan dan kebahagiaan keluarga. (Red)

Kamis, 25 September 2025

Xiang Yu Hwa Le & Da Zhong Karaoke Gaungkan Warisan Musik Tiongkok

 


Surabaya – Pertemuan dua komunitas seni di Surabaya ini terasa begitu istimewa. Xiang Yu Hwa Le dan Grup Da Zhong Karaoke bersatu dalam sebuah malam persahabatan, menghadirkan musik tradisional Tiongkok yang mengiringi lantunan lagu di atas panggung. Acara yang digelar di Restoran Tristar, Senin (22/9/2025) pukul 5 sore itu berlangsung meriah, penuh keakraban, dan sarat makna.


Kedua grup tampil bergantian. Grup Da Zhong Karaoke menampilkan nyanyian solo, paduan suara, hingga Line Dance yang enerjik. Sementara itu, Xiang Yu Hwa Le memikat hadirin dengan lagu-lagu yang diiringi musik tradisional Tiongkok secara langsung—bukan dari rekaman. Harmoni antara suara dan alunan alat musik tradisional menciptakan suasana hangat yang sulit dilupakan.


Totok Sudarto selaku Pembina Xiang Yu Hwa Le, menegaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan.


 “Musik tradisional Tiongkok harus terus dikembangkan. Melalui pertemuan seperti ini, kita berharap semangat pelestariannya semakin kuat,” ungkapnya.


Wen Ping Tju selaku Ketua Grup Da Zhong Karaoke, pun memiliki pandangan serupa.


“Acara ini mempererat hubungan kami sekaligus membuka kesempatan untuk menyaksikan musik tradisional yang kini jarang dimainkan. Inilah momen untuk mempopulerkannya kembali,” ujarnya.


Semangat yang sama juga dirasakan Chennie Sukcen, pengajar musik tradisional Tiongkok di Xiang Yu Hwa Le. Ia bukan hanya mengajar, tetapi juga menyediakan alat musik tradisional agar semakin banyak orang bisa belajar.


 “Saya selalu senang mengiringi penyanyi secara langsung. Awalnya mereka agak kesulitan, tapi setelah terbiasa, mereka jadi lebih peka terhadap nada dan irama. Musik ini sangat luas, jangan sampai hilang begitu saja. Saya ingin generasi muda mau mempelajarinya agar terus hidup,” tutur Chennie penuh harapan.


 Xiang Yu Hwa Le berlatih setiap Minggu pagi pukul 08.00–12.00 di Gedung Xiang You Hui, kemudian dilanjutkan Xiang Yu Karaoke, pada pukul 12.00–16.00.


Totok Sudarto menutup dengan apresiasi terhadap konsistensi kedua grup. “Kegiatan seni di Xiang You Hui bukan hanya wadah menyalurkan bakat, tapi juga cara untuk menjaga warisan budaya. Inilah yang membuat persaudaraan semakin kokoh, karena seni menyatukan kita semua.”


Senin, 15 September 2025

Kelenteng Mbah Ratu Bagikan 1.320 Paket Sembako, Tebarkan Berkah di Hari Sembahyang Botho

 


Surabaya – Minggu pagi (14/9/2025), suasana di Kelenteng Mbah Ratu, TITD Sam Poo Sing Bio Surabaya, tampak penuh khidmat sekaligus hangat. Tepat pukul 08.00, para pengurus dan umat memulai rangkaian Djiek Yek Pan Sembahyang Botho dengan doa bersama dan pembacaan Parita yang dipimpin Romo. Usai itu, doa lanjutan dipimpin langsung oleh Hartadi Tanuwijaya, Ketua Yayasan TITD Sam Poo Sing Bio.

Setelah doa, kegiatan berbagi pun dimulai. Sebanyak 1.320 paket sembako disiapkan untuk warga Surabaya dan Morokrembangan. Paket tersebut berisi kebutuhan pokok seperti beras, gula, garam, kecap, minyak goreng, dan mie.

“Kami berterima kasih kepada para donatur atas kelancaran pembagian sembako ini. Semoga kebaikan yang diberikan dibalas dengan kelimpahan rejeki, panjang umur, usaha lancar, dan hidup makmur,” ujar Hartadi Tanuwijaya.

Ia menambahkan, tradisi ini bukan hal baru bagi Kelenteng Mbah Ratu. “Setiap tahun kami melaksanakan Sembahyang Botho dan membagikan sembako kepada masyarakat,” jelasnya.

Pembagian sembako berjalan tertib. Warga penerima datang membawa kupon, lalu menukarkannya dengan satu paket sembako. Proses ini turut dibantu aparat Babinsa setempat, sehingga antrean berlangsung rapi dan lancar.



Bagi warga sekitar, paket sembako ini bukan sekadar bantuan bahan pokok, tetapi juga wujud kepedulian dan kebersamaan. Tradisi Sembahyang Botho di Kelenteng Mbah Ratu pun semakin terasa maknanya—tidak hanya menguatkan spiritualitas umat, tetapi juga menghadirkan senyum dan harapan baru bagi masyarakat. 

Sekadar diketahui, Kelenteng Mbah Ratu didirikan tahun 1935 di Surabaya untuk menghormati Laksamana Cheng Ho.  Klenteng ini tidak hanya dikunjungi oleh umat Tionghoa, tetapi juga oleh masyarakat Jawa dan Muslim. 

Kelenteng Mbah Ratu tak hanya melestarikan budaya Tionghoa tapi juga Jawa dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit, pagelaran Campursari Langgam Jawa yang sangat disukai masyarakat. (Red)

Minggu, 07 September 2025

Legoh so Matcha, Tempat Nongkrong Baru Pecinta Matcha di Gresik



GRESIK – Bagi pencinta matcha, kini hadir Legoh so Matcha di Jalan Safir 35, Perumahan PPS, Gresik. Kedai ini menawarkan berbagai varian minuman matcha dengan harga terjangkau dan suasana yang nyaman untuk bersantai.

Menu yang tersedia cukup beragam, mulai dari matcha straw, latte, kumo, kokonattsu, hingga matcha mango. Selain itu, ada juga pilihan kopi seperti kopi gula aren dan kopi tubruk, serta camilan croissant klasik dan Magnum.



Matcha dikenal kaya antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, bagi yang sensitif, konsumsi berlebihan justru bisa memicu mual dan muntah.

Legoh so Matcha menjadi alternatif baru destinasi kuliner di Gresik, terutama bagi generasi muda yang mencari tempat ngopi atau nongkrong dengan konsep unik.