Jumat, 11 Juli 2025

Jumat Berkah di Masjid Cheng Hoo Surabaya Sajikan 500 Porsi Makanan untuk Jamaah

 


SURABAYA – Masjid Cheng Hoo Surabaya kembali menggelar kegiatan Jumat Berkah dengan membagikan 500 porsi makanan gratis kepada jamaah usai pelaksanaan salat Jumat. Makanan disediakan dengan beragam menu, mulai dari rawon, soto, nasi campur, nasi katsu, dan lainnya.

Sebelum pembagian, jamaah menerima kupon makan yang kemudian ditukarkan di stan kantin masjid. Program ini rutin digelar sebagai wujud kepedulian sosial terhadap umat dan masyarakat sekitar.

Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia, H. A. Nurawi, menjelaskan bahwa program pembagian makanan ini akan terus berlangsung hingga tahun depan. “Setiap Minggu pagi juga dilaksanakan salat Subuh berjamaah, dilanjutkan dengan pembagian makan pagi. Terima kasih kepada para donatur yang telah mendukung kegiatan sosial ini di Masjid Cheng Hoo,” ungkapnya.



Lebih lanjut, H. A. Nurawi menambahkan bahwa pihak yayasan bekerja sama dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam penyediaan makanan. Kolaborasi ini diharapkan dapat turut mendongkrak perekonomian warga sekitar.

Rudy, salah satu jamaah, mengaku sangat bersyukur bisa memperoleh makan siang secara gratis dengan pilihan menu yang beragam. “Alhamdulillah, sangat membantu dan menambah keberkahan setelah salat Jumat,” ujarnya.

Program Jumat Berkah ini menjadi bagian dari komitmen Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia dalam memperkuat nilai-nilai kebersamaan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat.

Sanda: Olahraga Bela Diri Modern Berakar dari Tradisi Militer Tiongkok

Sanda, atau Sanshou, adalah cabang bela diri modern dari Tiongkok yang merupakan bagian dari wushu. Olahraga ini menggabungkan teknik pukulan, tendangan, gulat, dan lemparan, serta berakar dari latihan tempur militer Tiongkok kuno.

Awalnya berkembang dari pertarungan bebas di arena tradisional Lei Tai, Sanda kemudian diadaptasi menjadi olahraga kompetitif dengan aturan jelas dan perlengkapan pelindung seperti helm dan body protector.

Tujuan utama Sanda adalah membentuk kemampuan bela diri yang efektif dan meningkatkan kebugaran fisik secara menyeluruh.

Manfaat Sanda antara lain:

Kebugaran fisik: Melatih kekuatan, daya tahan, kelincahan, dan kelenturan. Kemampuan bela diri: Efektif untuk pertahanan diri melalui teknik serang dan tangkisan. Disiplin dan fokus: Membentuk konsentrasi dan ketahanan mental. Kepercayaan diri: Meningkatkan rasa aman dan percaya pada kemampuan diri. Koordinasi dan keseimbangan: Mengasah kontrol tubuh dan respons motorik.

Lebih dari sekadar bela diri, Sanda menjadi sarana pengembangan diri yang menyeluruh, baik secara fisik maupun mental. 


散打:源自中国军事传统的现代搏击运动

散打(又称散手)是源自中国、融合传统武术与现代格斗技巧的实战性体育项目,属于武术的重要组成部分。该项目集拳法、腿法、摔法于一体,最初起源于中国军队的徒手格斗训练,后发展为具有规范竞赛规则的竞技项目。

散打的雏形可追溯至古代擂台上的自由搏击,经过演变后逐渐形成现代体育赛事形式,并配备头盔、护体等防护装备,保障选手安全。

散打的核心目标 是锻炼实战防身技能,同时提升身体素质与心理素养。

散打的主要益处包括:

增强体能: 全面提升力量、耐力、灵活性与爆发力;

提升技击能力: 掌握有效的打击与防守技巧,具备实战防身能力;

培养纪律与专注力: 训练过程需高度集中,有助于强化意志与自律性;

增强自信心: 熟练掌握技巧后,提升对自身能力的信任与安全感;

改善身体协调与平衡: 系统训练可促进身体各部位的协同与平衡控制。

散打不仅是一项搏击运动,更是一种全面锻炼身心、开发潜能的方式,展现中华武术在现代体育中的传承与发展。

Sabtu, 05 Juli 2025

Park Shanghai Surabaya: Surga Kuliner dan Spot Swafoto Ala Negeri Tirai Bambu




SURABAYA — Gemerlap lampion merah dan aroma masakan menggoda mulai menyambut pengunjung sejak Rabu (2/7), menandai pembukaan resmi Park Shanghai di kawasan Pakuwon City. Lebih dari sekadar pusat kuliner, Park Shanghai hadir sebagai destinasi wisata tematik yang menyatukan rasa, budaya, dan suasana khas Negeri Tirai Bambu dalam satu kawasan terbuka yang langsung terhubung dengan Pakuwon City Mall.

Tak hanya menjadi tempat makan, Park Shanghai juga dirancang sebagai ruang pertemuan lintas generasi—di mana keluarga, sahabat, dan komunitas bisa menciptakan kenangan bersama dalam balutan suasana oriental yang hangat.

"Park Shanghai adalah persembahan kami untuk masyarakat Surabaya. Sebuah tempat yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan pengalaman dan suasana yang berbeda dari yang lain," ujar Lily Tanaya, General Manager Pakuwon City Mall.

Kuliner Otentik Tanpa Batas

Mengusung konsep open space dengan desain visual ala kota tua Shanghai, kawasan ini menawarkan lebih dari 50 tenant food court termasuk 8 tenant besar dengan luas masing-masing 250 meter persegi. Tak hanya menyajikan makanan Chinese, ragam kuliner khas Indonesia dan Asia lainnya juga hadir memanjakan selera.

Menurut Sutandi Purnomo Sidi, Marketing Director Pakuwon Group, sekitar 70 persen tenant menyediakan menu no pork, no lard, menjadikannya ramah untuk berbagai kalangan dan latar belakang.

"Park Shanghai adalah kawasan wisata, entertainment, dan F&B yang melengkapi kawasan Pakuwon City. Kami ingin menciptakan tempat di mana semua orang bisa merasa nyaman, diterima, dan senang," ungkap Sutandi.




Menikmati Budaya Lewat Suara dan Gerak

Tidak hanya menyajikan makanan lezat, Park Shanghai juga hidup dengan ragam hiburan harian. Mulai dari live music, karaoke Mandarin, kompetisi mahjong, line dance, hingga pertunjukan alat musik tradisional Tionghoa dan seni bela diri seperti karate, menciptakan nuansa budaya yang hidup dan menyenangkan.

"Suasana oriental di sini bukan hanya bisa dirasakan lewat cita rasa makanan, tapi juga lewat irama, pertunjukan, dan interaksi budaya," tambah Lily.

Sentuhan Simbol dan Makna Budaya

Park Shanghai juga menawarkan pengalaman edukatif melalui arsitektur tematik yang sarat makna. Menurut Dr. Sri Endah Nurhidayati, pengamat pariwisata Universitas Airlangga, kawasan ini didesain menyerupai kota tua Shanghai dengan dominasi warna merah dan kuning—warna yang dalam budaya Tionghoa melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kejayaan.

“Bangunan pagoda, kuil, pintu gerbang hingga patung naga emas menjadi simbol kekayaan, kehormatan, dan kemuliaan. Nilai-nilai ini bisa menjadi sarana pembelajaran multikultural yang sangat penting dalam memperkuat toleransi dan kerukunan,” jelas Sri Endah.

Ruang Baru untuk Tumbuh Bersama

Dengan hadirnya Park Shanghai, Surabaya kini memiliki ruang baru yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memperkaya jiwa lewat sentuhan rasa, suara, dan budaya. Tempat ini adalah undangan terbuka untuk bersantai, belajar, dan menjalin koneksi dengan keberagaman.

Dalam suasana yang hangat dan bersahabat, Park Shanghai siap menjadi magnet baru bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya—menghadirkan pengalaman yang menyatukan cita rasa dan nilai budaya dalam satu ruang yang hidup. (Red)

Selasa, 24 Juni 2025

Nongkrong Asyik di Pasar Tunjungan: Dari Kuliner Tradisional hingga Kekinian



SURABAYA — Ingin nongkrong asyik sambil berburu kuliner lezat? Pasar Tunjungan bisa jadi jawabannya. Pasar legendaris di pusat Kota Surabaya ini kini tampil lebih modern dan menjadi salah satu destinasi favorit pencinta kuliner.

Mulai aktif beroperasi sejak tahun 1979, Pasar Tunjungan menyimpan kisah panjang sebagai pusat perdagangan di Kota Pahlawan. Menurut sejumlah sumber, keberadaan pasar ini bahkan diperkirakan sudah ada sejak era kolonial Belanda sekitar tahun 1923. 

Dahulu, Pasar Tunjungan dikenal sebagai pasar tradisional. Namun, seiring waktu, wajahnya berubah. Kini, kawasan ini telah direvitalisasi menjadi pasar modern dengan sentuhan kekinian.




Deretan kios makanan menggoda siapa pun yang berkunjung. Pengunjung bisa menemukan aneka kuliner tradisional khas Nusantara hingga ragam makanan kekinian. Mulai dari steak, dimsum, makanan Korea, hingga nasi telur khas Pontianak, semuanya ada di sini. 

Tak heran jika pasar ini menjadi tempat favorit warga lokal maupun wisatawan untuk menikmati kuliner sambil merasakan denyut kehidupan kota Surabaya.

Ardy, salah satu pengunjung setia, mengaku kerap datang ke Pasar Tunjungan untuk memanjakan lidahnya. “Saya suka makan steak di sini. Harganya terjangkau dan rasanya enak. Biasanya sekalian beli burger juga. Pokoknya seru, banyak pilihannya,” katanya sembari tersenyum.

Bagi para pencinta kuliner, berkunjung ke Pasar Tunjungan tak hanya soal makan, tapi juga soal menikmati suasana kota yang dinamis. Dengan deretan tenant kekinian dan cita rasa yang beragam, Pasar Tunjungan menawarkan pengalaman kuliner yang sulit dilupakan.

Jadi, kalau sedang di Surabaya dan ingin nongkrong sambil kulineran, Pasar Tunjungan jelas layak masuk daftar kunjungan Anda.

SURABAYA — Ingin nongkrong asyik sambil berburu kuliner lezat? Pasar Tunjungan bisa jadi jawabannya. Pasar legendaris di pusat Kota Surabaya ini kini tampil lebih modern dan menjadi salah satu destinasi favorit pencinta kuliner.

Mulai aktif beroperasi sejak tahun 1979, Pasar Tunjungan menyimpan kisah panjang sebagai pusat perdagangan di Kota Pahlawan. Menurut sejumlah sumber, keberadaan pasar ini bahkan diperkirakan sudah ada sejak era kolonial Belanda sekitar tahun 1923. 

Dahulu, Pasar Tunjungan dikenal sebagai pasar tradisional. Namun, seiring waktu, wajahnya berubah. Kini, kawasan ini telah direvitalisasi menjadi pasar modern dengan sentuhan kekinian.

https://youtube.com/shorts/p8fMFOfvUFw?si=ju7gzAWI57Aqkmqn

Deretan kios makanan menggoda siapa pun yang berkunjung. Pengunjung bisa menemukan aneka kuliner tradisional khas Nusantara hingga ragam makanan kekinian. Mulai dari steak, dimsum, makanan Korea, hingga nasi telur khas Pontianak, semuanya ada di sini. 

Tak heran jika pasar ini menjadi tempat favorit warga lokal maupun wisatawan untuk menikmati kuliner sambil merasakan denyut kehidupan kota Surabaya.

Ardy, salah satu pengunjung setia, mengaku kerap datang ke Pasar Tunjungan untuk memanjakan lidahnya. “Saya suka makan steak di sini. Harganya terjangkau dan rasanya enak. Biasanya sekalian beli burger juga. Pokoknya seru, banyak pilihannya,” katanya sembari tersenyum.

Bagi para pencinta kuliner, berkunjung ke Pasar Tunjungan tak hanya soal makan, tapi juga soal menikmati suasana kota yang dinamis. Dengan deretan tenant kekinian dan cita rasa yang beragam, Pasar Tunjungan menawarkan pengalaman kuliner yang sulit dilupakan.

Jadi, kalau sedang di Surabaya dan ingin nongkrong sambil kulineran, Pasar Tunjungan jelas layak masuk daftar kunjungan Anda.

Jumat, 20 Juni 2025

Nuansa Pecinan di Surabaya, Lengkap dengan Lezatnya Hidangan Vegetarian di Kedai Kungfu

Surabaya tidak pernah kehabisan pesona. Salah satu sudut kota yang menyimpan kisah menarik adalah Kampung Wisata Kapasan Dalam, yang dulunya dikenal sebagai Kampung Kungfu. Kampung yang terletak di kawasan Pecinan Surabaya Utara ini diresmikan sebagai kampung wisata oleh Pemerintah Kota Surabaya pada 10 November 2020.

Mengusung nuansa budaya Tionghoa yang kental, Kapasan Dalam menawarkan pengalaman wisata yang unik bagi siapa saja yang berkunjung. Berbagai ornamen khas Tionghoa serta mural-mural bertema kehidupan masyarakat Tionghoa tempo dulu menghiasi kampung ini. Bahkan, sebuah patung naga besar berdiri megah menyambut para pengunjung yang datang.

Bagi yang gemar berfoto, banyak sudut kampung yang instagramable dengan suasana khas pecinan. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati beragam kuliner yang dijajakan di stan-stan sekitar kampung.



Salah satu tokoh masyarakat setempat, Djaja Soetjianto mengatakan bahwa kehadiran kampung wisata ini membawa dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Apalagi letaknya di belakang Klenteng Boen Bio salah satu kelenteng bersejarah yang cukup terkenal.

Tak jauh dari kelenteng, terdapat pula sebuah balai RW bersejarah yang sudah berusia hampir seratus tahun. Balai pertemuan yang dibangun pada tahun 1930 itu dahulu digunakan sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi oleh masyarakat Tionghoa. Hingga kini, bangunan tersebut masih berdiri kokoh.

"Bukan hanya bangunan tua, kami juga mengenalkan berbagai tradisi yang masih lestari di Kapasan Dalam,’’ ujarnya. Salah satunya adalah tradisi "Sedekah Bumi", acara "tumpengan" tahunan yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.

Suasana kampung semakin semarak ada berbagai pertunjukan seni digelar secara bergantian, mulai dari barongsai, wayang potehi, karaoke lagu Mandarin, hingga wayang kulit.

’’Namanya tempat wisata, kami juga sudah menyiapkan berbagai kuliner untuk pengunjung,’’ tambah Djaja.

Salah satu tempat makan yang bisa dicoba adalah Kedai Kungfu. Sesuai namanya, kedai ini menyajikan berbagai masakan khas Chinese yang semuanya vegetarian. Lokasinya unik, dengan desain bangunan bergaya Tiongkok yang membuat pengunjung betah berlama-lama.

Di Kedai Kungfu, tersedia aneka menu seperti kwetiau, yong tofu, bihun goreng, mie goreng, bakso vegetarian, choipan, singkong goreng, jamur goreng, kentang goreng, dan masih banyak lagi. Untuk minuman, pengunjung bisa memilih antara kopi, teh, cokelat, dan lainnya.

Kedai Kungfu ini banyak didatangi pecinta kuliner dari mancanegara, salah satunya keluarga asal Malaysia yang menikmati beragam hidangan di kedai tersebut. Mereka mengaku makanannya enak dan kalau ke Surabaya akan makan di Kedai Kungfu kembali.

Jika ingin merasakan nuansa Tionghoa yang kental tanpa harus jauh-jauh keluar negeri, Kampung Wisata Kapasan Dalam bisa menjadi pilihan tepat untuk berwisata sambil menelusuri jejak budaya Tionghoa di jantung Surabaya.

Chandra Wurianto Woo Ketua Komunitas Sosial Masyarakat Tionghoa Surabaya mengapresiasi keberadaan dan perkembangan Kampung Kapasan Dalam yang terus berkembang sehingga meningkatkan ekonomi setempat.


Sabtu, 14 Juni 2025

Festival Kuliner Pasar Guyub, Upaya Mengangkat Kuliner Tradisional dan UMKM


SURABAYA — Festival Kuliner Pasar Guyub resmi digelar di Grand City Mall Surabaya mulai 11 hingga 22 Juni 2025. Mengusung tema #SatuRasaSatuIndonesia, festival ini menampilkan ragam kuliner autentik dari berbagai daerah di Indonesia.

Berlokasi di East Atrium Ground Floor Grand City Mall Surabaya, sebanyak 40 stan kuliner pilihan hadir memeriahkan acara ini. Seluruh tenant telah dikurasi untuk merepresentasikan kekayaan cita rasa Nusantara, mulai dari hidangan legendaris hingga jajanan tradisional.

Beberapa sajian khas yang turut meramaikan festival di antaranya gudeg koyor dari Yogyakarta, empal gentong dari Cirebon, asinan Betawi, serta aneka kue tradisional dari berbagai daerah seperti apem beras, serabi, dan ketan susu.

Festival Kuliner Pasar Guyub merupakan hasil kolaborasi antara '
Samsaka Group, JIISCOMM, dan Grand City Mall Surabaya. Kegiatan ini bertujuan melestarikan warisan kuliner tradisional Indonesia sekaligus mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor kuliner.

“Melalui festival ini, kami ingin menghadirkan ragam kuliner dari berbagai daerah agar lebih dikenal masyarakat luas,” ujar Febriyanto Rachmat, CEO Samsaka Group/JIISCOMM.




Hal senada disampaikan Senior General Manager Grand City Mall Surabaya, Agustine. Ia menegaskan bahwa festival ini merupakan salah satu upaya memperkuat identitas budaya Indonesia melalui kuliner. “Harapannya, Festival Kuliner Pasar Guyub dapat menjadi agenda tahunan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia,” jelasnya.

Selain menjadi ruang bagi pelaku usaha kuliner memperkenalkan produknya, festival ini juga dirancang sebagai sarana edukasi budaya kuliner kepada masyarakat. Berbagai kegiatan interaktif turut diselenggarakan untuk menambah daya tarik pengunjung.

"Bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya, Festival Kuliner Pasar Guyub menjadi salah satu alternatif kegiatan untuk mengenal lebih dekat ragam kuliner tradisional Indonesia," ujar Dimas dari JIISCOMM. (Red)

Senin, 09 Juni 2025

Belum Lengkap ke Tuban Kalau Belum Mampir ke Ningrat Country Coffee & Resto


Berwisata ke Tuban rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi sajian khas pesisir di Ningrat Country Coffee & Resto. Restoran dengan nuansa Joglo Jawa ini berlokasi strategis di Jalan Moh. Yamin No.16, Kebonsari, Kabupaten Tuban. Setiap hari, tempat ini buka mulai pukul 10.00 hingga 20.30 WIB.

Begitu masuk, suasana tradisional langsung terasa. Bangunan bergaya Joglo yang luas dilengkapi fasilitas memadai seperti area parkir, musholla, toilet, dan ruang makan nyaman yang cocok untuk keluarga maupun rombongan besar. Tak jarang, tempat ini juga menjadi pilihan untuk acara pertemuan atau gathering.




Soal menu, Ningrat Country menawarkan beragam masakan laut dan khas pesisir yang menggoda selera. Mulai dari olahan gurami, kerapu, rajungan, lobster, cumi, udang, hingga aneka masakan ayam, capcay, nasi goreng, bakmi, dan bihun. Harga makanan mulai dari Rp35 ribuan, sedangkan minuman seperti es degan, jus segar, teh, hingga kopi bisa dinikmati mulai Rp7 ribuan saja.

Jika ada waktu berkunjung ke Tuban, sempatkan untuk mampir. Rasakan sendiri sensasi lezatnya aneka hidangan khas Ningrat Country Coffee & Resto bersama keluarga, sahabat, atau rekan kerja. Tempat yang pas untuk melepas lelah sambil menikmati kuliner khas pesisir yang menggugah selera. (Red)