Rengganis Ayu salah satu UKM Surabaya didirikan Christina yang menyajikan aneka cemilan salah satunya teri crispy. Nenek tiga cucu ini mempromosikan bila teri crispy buatannya enak dan tidak berminyak bila dimakan. Ada pilihan rasa yakni manis, asin, balado, jagung bakar dan sebagainya.
Selain teri, Christina juga menawarkan sambal pecel wijen. "Sambel pecel ini tahan setahun, karena dari kacang yang disangrai bukan digoreng, sehingga tidak berminyak dan tahan lama," ujar ibu dua putra saat ditemui berita7.online di pameran Inapro Expo 2020 di Grancity Convex Surabaya.
Lebih lanjut Christina menjelaskan seluruh produknya dibuat dengan standar kebersihan yang memperhatikan limbahnya.
Christina lantas menjelaskan pembuatan sambal pecel wijen. Mula-mula kacang telah dibersihkan, kemudian disangrai. Sedangkan pembuatan teri crispy, awalnya ikan dibersihkan lalu dikeringkan. Selanjutnya digoreng, kemudian dikeringkan minyaknya, selanjutnya dioven. Untuk rasa asin, sebelumnya ikan mentah direndam dengan garam lalu diproses. Sedangkan untuk aneka rasa balado, jagung goreng dan sebagainya, tinggal menambahkan bubuk perasa.
Adapun tempat produksi Rengganis Ayu berada di Jalan Siwalankerto Utara I/ 3B Surabaya.
Christina menceritakan jika sebelumnya ia bekerja di Koperasi Bhakti Wanita Jatim. "Saya di bagian Pembina Penyuluh Lapangan yang setiap bulan anggotanya mencapai 500 orang. Saat itu saya sudah punya usaha katering yang melayani standing party di acara wedding di hotel," jelas wanita yang sudah pensiun dari kantornya.
"Lama-lama saya berpikir saya memberdayakan orang lain melalui koperasi, tapi diri sendiri juga harus mendapatkan pendapatan. Akhirnya saya mulai berjualan bawang goreng dan sambel pecel sebelum menjadi UKM," cerita wanita yang kini berusia 67 tahun namun aktif berjualan.
Kala itu sangat sulit mengurus perijinan PIRT, sambungnya. Karena untuk dapat mengikuti pameran harus memiliki PIRT. "Bersyukur UKM sekarang banyak kemudahan perijinan," imbuhnya.
Christina berharap kepada pemerintah sebagai UKM selain diberikan modal dan pelatihan terpenting adalah pemasaran. Karena produk melimpah bila tidak ada pemasaran menjadi mati tidak berkembang.
Namun ia sangat berterimakasih dengan dinas terkait yang selama ini telah memfasilitasi pameran membawa produknya ke banyak wilayah di tanah air.
Ia pun berkolaborasi dengan banyak UKM untuk memasarkan produk, seperti teri yang diambil dari UKM Madura, karena produk disana melimpah.
Christina lantas memberikan masukan bila mengikuti pameran harus jeli melihat situasi daerah yang akan menjadi gelaran pameran.
"Waktu itu saya diikutkan pameran ke Sabang yang melimpah ikannya, maka saya membawa sambal karena harga cabe disana mahal. Lalu ke Samarinda saya juga membawa produk berbeda yang sekiranya dibutuhkan disana. Pokoknya harus jeli membawa barang saat pameran agar laku," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar