Kamis, 21 Mei 2020

Tahukah Pisang Agung Semeru Mampu Mengatasi Masalah Nutrisi di Masa Covid-19

Pisang Agung kaya nutrisi

Pisang Agung merupakan salah satu icon sekaligus produk unggulan pertanian di Kabupaten Lumajang. Kelebihan dari jenis Pisang Agung diantaranya berukuran besar, satu tandan dapat berisi 1-2 sisir, dengan berat 10 - 15 kg per tandan, panjang per satu buah berkisar antara 33-36 cm.

Kabupaten Lumajang sebagai pendukung pasokan terbesar Pisang Agung di Jawa Timur. Hasil produksi komoditas Pisang Agung di ekspor ke Malaysia kerjasama
Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian Jawa Timur dengan eksportir melalui Puspa Agro Sidoarjo. Tahun lalu Pisang Agung yang diekspor ke Malaysia sebanyak 18 ton.

Pisang Agung Semeru dari Kabupaten Lumajang di Jawa Timur ternyata memiliki nutrisi pro-vitamin A lebih tinggi 40 hingga 90 kali lipat dibanding dengan pisang Cavendish impor berdasarkan penelitian para ahli dari Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP) Universitas Ma Chung, Malang.

penelitian pisang agung oleh MRCPP

Hasil penelitian dipublikasikan pada Selasa 12 Mei 2020 lalu di jurnal internasional bergengsi Q2 yaitu International Journal of Food Science. Hasil penelitian dilaporkan oleh peneliti MRCPP, Universitas Ma Chung, Rosita D. Chandra yang juga berasal dari Kabupaten Lumajang. 

Selain kaya pro-vitamin A, pisang Agung Semeru juga kaya nutrisi seperti asam amino, asam organik, dan gula yang dibutuhkan bagi kesehatan tubuh. “Kebutuhan harian seseorang mendapat asupan vitamin A dan nutrisi itu cukup dengan mengkonsumsi 150 gram pisang khas Kabupaten Lumajang,” demikian yang ditemukan Rosita D. Chandra.

“Asupan vitamin A sangat penting untuk mata, juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel serta jaringan tubuh jika terjadi kerusakan,” tambahnya. “Bahkan vitamin A, salah satu vitamin yang penting untuk kinerja organ tubuh dan sistem kekebalan tubuh”.

Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) memprediksi dampak pandemi virus Corona (COVID-19) pada krisis pangan dunia, salah satunya Indonesia. Sejumlah daerah di Indonesia dilaporkan telah mengalami defisit pasokan bahan pangan. Defisit terjadi pada pasokan beras, jagung, cabai, bawang merah, telur ayam, gula pasir, dan bawang putih. Namun Pemerintah terus memastikan rantai distribusi bahan pokok tidak terhambat. 

Kecukupan bahan pangan menjadi amunisi utama sebuah negara bertahan di tengah pandemic covid-19. Terdapat laporan bahwa Indonesia masih menggantungkan ketersediaan sejumlah bahan pangan dari impor karena minimnya produksi di dalam negeri. 

Dr. Tatas Brotosudarmo, direktur MRCPP dan peneliti utama penelitian Pisang Agung Semeru khas Kabupaten Lumajang melihat potensi pisang lokal sebagai salah satu solusi mengatasi krisis pangan di Indonesia. Dr. Tatas Brotosudarmo, yang juga Wakil Ketua Bidang Sains dan Kebijakan, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia mengusulkan, Pemerintah harus melihat kembali potensi biodiversitas pangan lokal Indonesia untuk menghadapi krisis pangan kedepan. 

Penelitian dari Rosita D. Chandra memberikan landasan ilmiah bahwa Pisang Agung Semeru khas Kabupaten Lumajang mampu mencukupi kebutuhan asupan vitamin dan nutrisi untuk masyarakat.

Dengan hasil penelitian tersebut, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan asupan makanan yang kaya gizi dengan harga yang relatif murah karena ketersediaannya melimpah.

0 komentar:

Posting Komentar