Kamis, 29 April 2021

Khusus Datang ke Ponorogo, Anis Baswedan Bermalam di Kamar Kyai Ageng Besari



Anis Baswedan mengungkapkan bila akhirnya bisa ziarah dan silaturahmi ke Desa Tegalsari, Ponoroggo. Awalnya, ia melakukan kunjungan kerja ke Kab. Ngawi dalam rangka kerjasama ketahanan pangan Jakarta.

Namun berkesempatan mampir ke Ponorogo. Tahun 2009, ia menerima amanah untuk memanfaatkan dan mengurus sebuah Joglo yang usianya lebih dari 300 tahun. 

Sejak itu, Anis berkeinginan bisa menjenguk lokasi asalnya yaitu Desa Tegalsari. Joglo yang diamanahkan adalah warisan dari keluarga ulama besar Kyai Ageng Muhammad Besari (wafat 1747M) perintis padepokan Gebang Tinatar sekitar tahun 1700an. 

Pusat pendidikan agama ini lalu membesar dan berperan sentral di masanya. Dari keturunan Kyai Ageng Besari dan dari pondok ini lahir dan bermunculan ulama, kyai, tokoh yang luar biasa banyaknya dan besar pengaruhnya di tanah Jawa.

Padepokan atau Pondok Tegalsari inilah cikal bakal konsep pondok pesantren yang kita kenal saat ini.

"Rencana semula, kami silaturahmi di Tegalsari sampai maghrib lalu kembali ke Madiun, menginap di sebuah hotel disana. Tapi dzuriyah, keluarga keturunan, meminta untuk bermalam di Ndalem Ageng supaya bisa ngobrol lebih panjang," cerita Anis.




Dimulai dengan ziarah ke makam Kyai Ageng Besari, lalu silaturahmi mulai maghrib, dilanjutkan dengan Tarawih di Masjid yang didirikan sekitar 1725 lalu dilanjutkan dengan ngobrol santai hingga larut malam di pendopo Ndalem Ageng.

Dalam silaturahmi, Anis menjelaskan joglo warisan terus dirawat dan digunakan kegiatan masyarakat.

Keluarga juga mengundang untuk tidurnya di Ndalem Njero, di kamar yang dulu digunakan Kyai Ageng Besari.

Sebuah kehormatan luar biasa, karena selama ini tidak pernah digunakan untuk tidur dan tidak ada yang diizinkan tidur di kamar itu, terang Anis.

Malam itu tidur sendirian di Ndalem Njero hingga saat sahur. Sebuah kamar besar, yang terasa teduh, tenang dan amat nyaman. 

Kayunya amat tua hingga ada lapisan yang membuatnya jadi terkesan keabu-abuan. Dipan asli sudah tidak digunakan, potensi
rapuh akibat usia yang amat panjang.

Tuntas sudah niat silaturahmi dengan dzuriyah Kyai Ageng Besari. Sebuah kehangatan silaturahmi yang luar biasa. Dan, pengalaman bermalam di kamar itu
adalah pengalaman yang menyenangkan, yang extra-ordinary, pungkas Anis.

0 komentar:

Posting Komentar