Senin, 08 Agustus 2022

Unimaxx Photo Community Didukung PSMTI Jatim Gelar Lomba Foto Populerkan Wayang Potehi Gudo


Unimaxx Photo Community didukung PSMTI Jatim menggelar acara motret bareng sekaligus lomba foto dalam rangka mempopulerkan wayang Potehi dan pembuatannya di Kelenteng Hong San Kiong, Gudo Jombang, pada Sabtu 6 Agustus 2022.

Rombongan berangkat dari halaman Grand City Mall Surabaya, tepat pukul 6 pagi. Go Tjong Ping selaku Penasihat PSMTI Jatim bertindak memberangkatkan rombongan menuju Kelenteng Gudo, Jombang. 

Sesampai di sana disambut langsung oleh Toni Harsono Ketua Klenteng Hong San Kiong Gudo Jombang dan pengurus PSMTI.
 




drg Monica Sekretaris PSMTI Jatim dalam sambutanya mengucapkan terima kasih kepada fotografer profesional anggota Unimaxx Photo Community yang mengikuti lomba foto bertema 'Tionghoa Berkarya untuk Indonesia', memperebutkan trofi PSMTI Jatim.

"PSMTI Jatim mendukung kegiatan seni fotografi. Kegiatan ini digelar secara rutin. Semoga para peserta menghasilkan karya terbaik yang nantinya akan dipamerkan di Grand City Mall Surabaya hingga 17 September bertepatan dengan HUT PMI sekaligus menggelar donor darah. Foto yang menarik akan dilelang," jelas Monica.

Toni Harsono selaku tuan rumah mengucapkan selamat datang kepada para fotografer. "Saya mengucapkan terima kasih karena melakukan kegiatan di Gudo Jombang."

Sementara itu, Denny D'Colo Kabid Seni Budaya PSMTI Jatim menjelaskan kegiatan pemotretan wayang potehi bertujuan melestarikan budaya Tionghoa. 

Semua foto karya peserta akan dikurasi. Dalam lomba foto kali ini dijuri oleh Rasmono Sudarjo, Ganny Gozaly, dan Soedjianto. 

"Foto yang layak akan dipamerkan di Grand City Mall sekaligus dilelang. Hasil lelang foto untuk acara amal. Nilai lelang tertinggi akan diberikan penghargaan dari PSMTI Jatim," terang Denny D'Colo.




Selanjutnya, para peserta memotret ratusan boneka wayang potehi dari beragam karakter. Para peserta juga mengabadikan pertunjukan wayang potehi di halaman depan Kelenteng Gudo.

Dari balik layar, seorang dalang memainkan boneka potehi dengan alur cerita cerita. Diiringi musik tradisional gembreng, suling, kecer, kendang yang dimainkan 3 orang asisten.

Selanjutnya, para fotografer melihat dari dekat pembuatan wayang potehi di Museum Potehi Gudo. Di sana para seniman membuat kepala wayang mulai dari mengukir, mengecat hingga baju kebesaran yang dipakai.

Museum masih satu area dengan kelenteng, tepatnya berada di sisi timur. Ribuan bagian wayang dipamerkan mulai dari kepala, kaki, tangan, bahan baju maupun baju yang sudah diselesaikan. Pekerja seniman mengatakan dalam sebulan mampu menyelesaikan satu wayang potehi.

Pada akhir acara, Go Tjong Ping merayakan ulang tahun bersama pengurus PSMTI Jatim dan anggota Unimaxx Photo Community di Gedung Serbaguna Kelenteng Gudo. 

Go Tjong Ping mengapresiasi kegiatan lomba foto yang diselenggarakan Unimaxx Photo Community dan PSMTI Jatim "Wayang potehi ini budaya yang harus dipertahankan selamanya," tutur Go Tjong Ping anggota DPRD Jatim dan menerima hadiah foto dirinya dari pihak panitia.

Dalam acara tersebut, pihak kelenteng Gudo memberikan jamuan makan pagi dengan menu soto khas, juga ada ronde, dan sajian lain. Go Tjong Ping pun menyumbang 2 tumpeng, kue tart untuk makan siang.

Acara pun makin meriah dengan sulap yang dimainkan Hartono Wijaya bersama anggota Unimaxx dan PSMTI.

Denny D'Colo mengucapkan terima kasih kepada Toni Harsono yang telah memfasilitasi acara, pengurus PSMTI Jatim, PSMTI Jombang, PSMTI Tuban, Apollo Gadget Store, Tim Vivo, Sepatu Trekkers, Harian Disway, berita7.online, dan para donatur.

Toni Harsono Pelestari Wayang Potehi
Toni Harsono (Tok Hok Lay) mendirikan Museum Potehi Gudo untuk melestarikan wayang potehi di tanah air. 

Toni pun total menggeluti dunia wayang potehi. Tak hanya sebagai dalang, ia juga bisa memahat boneka potehi. Toni kerap pentas di luar negeri memainkan wayang potehi.

Kecintaan Toni pada wayang potehi diakuinya sejak kecil. Sayangnya, sang ayah tidak berkenan Toni kecil memainkan wayang potehi. Ayahnya kerap memarahinya jika ketahuan ia bermain wayang potehi. Diam-diam, Toni kecil terus memperhatikan ayah dan teman temannya membuat boneka potehi.

Ayahnya selalu bilang menjadi dalang itu susah, karena nasibnya seperti boneka yang dimainkan. Perut akan mengembang saat pentas, namun menjadi kempis begitu boneka dianggurkan.

Toni pun menuruti kata ayahnya tidak menjadi dalang, namun melestarikan wayang potehi. Pengusaha emas di Kediri inipun hafal nama dan karakter wayang potehi juga jalan cerita yang harus dimainkan.

Keberadaan wayang potehi di Kelenteng Hong San Kiong Gudo menjadi jujugan para pelajar, mahasiswa, dosen untuk datang mempelajarinya.

Toni Harsono Ketua Yayasan Potehi Fu An Gudo banyak meraih penghargaan baik dalam negeri maupun luar negeri. 

Ia menerima penghargaan sebagai pegiat wayang potehi. Penghargaan yang diterima dari Museum Coancu Provinsi Hokian Tiongkok, juga dari Kanada, bahkan MURI juga mencatatnya sebagai kolektor wayang potehi terbanyak.

Toni berharap wayang potehi makin populer, padahal keberadaannya sudah berabad abad tumbuh bersama masyarakat Indonesia.

Mengenal Wayang Potehi
Wayang Potehi kesenian wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian selatan. Kesenian ini dibawa perantau Tionghoa ke berbagai wilayah Nusantara di masa lampau. Wayang Potehi pun menjadi salah satu jenis kesenian tradisional Indonesia.

Potehi berasal dari kata pou 布 (kain), te 袋 (kantong) dan hi 戯 (wayang). Boneka potehi dibuat dari kain. Wayang potehi telah berusia 3 ribu tahun dari Tiongkok. Untuk memainkan boneka, dalang memasukkan tangan ke dalam kain atau baju boneka.

Wayang Potehi bagi masyarakat Tionghoa memiliki fungsi sosial dan ritual. Tidak berbeda dengan wayang lain di Indonesia. 

Beberapa lakon yang dibawakan dalam Wayang Potehi di antaranya; Si Jin Kui 薛仁貴 (Ceng Tang 征東 dan Ceng Se 征西), Hong Kiam Chun Chiu 鋒劍春秋, Cu Hun Cau Kok 慈雲走國, Lo Thong Sau Pak 羅通掃北 dan Pnui Si Giok 方世玉. 

Setiap wayang bisa dimainkan dengan karakter, kecuali Koan Kong 關公, Utti Kiong 尉遲恭, dan Thia Kau Kim 程交金, yang warna mukanya tidak bisa berubah, sumber Wikipedia. 

0 komentar:

Posting Komentar